Belajar bisnis propertis
http://pengusahaproperti.com/artikel.php?l=3&s1=8&s2=12
Update 13 Juli 2013, By Rocky
Ok, saya mulai sekarang. Banyak orang bertanya-tanya mengapa seseorang harus menekuni bisnis properti. Kalau saya pribadi menjawab karena minat. Tetapi jawaban yang paling tepat adalah LABA. Mari saya coba sarikan permasalahan ini dari beberapa sumber. 1. Kebutuhan PRIMER Saat SD kita sering diajarkan tentang 3 kebutuhan pokok atau primer, yaitu pangan, sandang dan papan. Papan atau properti sudah menjadi kebutuhan primer sejak jaman dahulu. Apalagi sekarang sudah bukan jaman batu dimana kita harus tinggal di atas pohon atau di gua-gua. Bisa gatal-gatal digigit semut bos, he..he..he. Infonya, menurut data dari Kementerian Perumahan Rakyat bahwa pada tahun 2008 tingkat kebutuhan rumah sudah mencapai 1.2 juta unit per tahun. Setiap tahun meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Jenis pasar terbesar berada di segmentasi menengah ke bawah, yaitu sebesar 70% dan baru dipenuhi oleh swasta hanya sebesar 15 % saja. Apalagi tidak semua orang butuh rumah untuk dihuni. Ada yang ingin untuk kebutuhan investasi yang menguntungkan, lindung nilai dan sebagainya. Apapun alasannya, ini adalah sebuah peluang. 2. Harga Properti Cenderung Naik Hal ini sepertinya sudah menjadi rahasia umum. Anda bisa mencoba menanyakan ke lingkungan sekitar anda. Inflasi rata-rata di Indonesia untuk properti sekitar 10%. Mohon diingat, rata-rata di seluruh Indonesia lho ya. Seandainya mau mengamati lebih detil pada masing-masing daerah atau kota, angkanya akan berbeda. Misal, di Jogja pada kondisi normal bisa mencapai 30% atau Bali, Batam dan kota lainnya. Apresiasi properti terjadi selain karena dipicu faktor waktu seperti di atas, juga dipicu oleh ketersediaan lahan dan permainan harga jual (pricing strategy games) oleh pengembang. Selain itu Faktor kecilnya ketersediaan lahan baik secara fisik seperti di kota-kota besar yang langka akan lahan kosong atau karena kebijakan dari pemerintah yang membatasi penggunaan lahan untuk perumahan membuat harga properti membumbung tinggi. Contohnya seperti di Kabupaten Sleman yang membatasi ijin perumahan sehingga mendongkrak harga jual tanah dibandingkan dengan Kabupaten Bantul yang terbuka untuk ijin perumahan. Cara lain untuk meningkatkan apresiasi pada properti adalah dengan menerapkan permainan harga jual (pricing strategy games) ala developer yang bisa anda baca tuntas pada buku The Property Developer. Atau dengan menciptakan nilai tambah pada properti tersebut seperti yang diajarkan pada buku-buku investasi properti seperti Real Estate 101, Trump University. Seandainya apresiasi properti tidak terjadi, apakah bisnis properti masih menguntungkan? Ya, anda masih bisa mengandalkan dari arus kas dari properti tersebut dan amortisasi (pembayaran hipotek). 3. Dapat dimiliki TANPA Menggunakan UANG SENDIRI Strategi investasi properti dengan meminimalkan modal sendiri dapat anda baca di buku-buku investasi properti yang ada. Sedangkan strategi yang diterapkan oleh pengembang properti adalah negosiasi pembayaran lahan atau menggandeng pemilik lahan sebagai mitra. 4. LINDUNG NILAI atas BISNIS yang Ada Menjual aset properti bisa anda gunakan untuk mengurangi kerugian atas bisnis kita lainnya. Logika ini yang diterapkan oleh perbankan ketika meminta agunan berupa properti. Ketika anda tidak membayar hutang maka properti anda akan disita dan dijual. Ok, sementara ini begitu saja dari saya. Jika ada kesempatan insya Allah saya lanjutkan ulasan-ulasan cara bisnis properti yang lainnya pada artikel yang akan datang. Bagaimana, ada pertanyaan tentang peluang bisnis property? |
Post a Comment